Tiga Orang Ini Menolak Bayar Zakat di Zaman Rasulullah ﷺ
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya.
Ketika itu, Rasulullah ﷺ mengutus sahabat Umar untuk mengumpulkan
zakat dari orang-orang kaya, “Pergilah, kumpulkanlah harta zakat!”
Umar pun pergi untuk melaksanakan tugasnya. Dia berkeliling mengunjungi kaum muslimin dengan sebuah perintah, “Bayarlah zakat kalian!”. Harta
zakat yang didapatkannya bukanlah untuk istana atau kantor-kantor,
melainkan untuk diberikan kepada fakir dan miskin serta orang-orang yang
membutuhkannya.
Ketika bertugas, Umar pergi dari satu pintu ke pintu lainnya dengan menyampaikan perintah, “Bayarlah zakat!”
Semua orang yang didatangi Umar bertanya, “Siapakah yang telah mengutus engkau?”
“Yang mengutusku ialah Rasulullah ﷺ ,” jawab Umar.
Ketika orang-orang mendengar nama Rasulullah disebutkan, serta-merta
mereka membayar kewajiban zakat. Betapa kuatnya pengaruh Rasulullah
ﷺ untuk “mengendalikan hati” mereka. Sampai-sampai, para wanita
perawan pun menyimak sabda Rasulullah ﷺ dari dalam kamarnya. Kekuatan
inilah yang tidak dimiliki oleh Umar walaupun dia memiliki kelebihan
dalam hal lainnya.
Setelah Umar mendatangi seluruh kaum muslimin, sampailah Umar pada
tiga sahabat yang menolak untuk membayar zakat. Mereka adalah Abbas,
Khalid bin Walid dan Ibnu Jamil. Yang pertama Umar mendatangi Abbas dan
berkata padanya, “Bayarlah zakat!”
Abbas bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”
“Rasulullah ﷺ ,” jawab Umar.
Abbas berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”
Lalu Umar pergi menuju Khalid bin Walid, seorang ahli strategi perang, dan berkata kepadanya, “Bayarlah zakat!”
Khalid bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”
“Rasulullah ﷺ ,” jawab Umar.
Khalid berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”
Kemudian Umar pergi mengunjungi Ibnu Jamil dan berkata kepadanya, “Bayarlah zakat!”
Ibnu Jamil bertanya, “Siapakah yang telah mengutusmu?”
“Rasulullah ﷺ ,” jawab Umar.
Ibnu Jamil berkata, “Aku tidak akan membayarnya.”
Setelah itu, Umar pulang dan menghadap Rasulullah dengan membawa
harta zakat. Ketika tiba di hadapan Rasulullah ﷺ , ia berkata, “Seluruh kaum muslimin membayar zakat harta kecuali tiga orang.”
“Siapakah mereka?” tanya Rasulullah ﷺ .
“Abbas, Khalid bin Walid, dan Ibnu Jamil,” jawab Umar.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai Umar, tidakkah Engkau tahu bahwa
Abbas adalah pamanku? Akulah yang akan membayar zakatnya untuk dua
tahun. Zakatnya menjadi kewajibanku untuk membayarnya selama dua tahun,
sebab aku telah meminjam uang zakat darinya untuk dua tahun.”
Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Adapun Khalid, kalian telah berbuat
zalim kepadanya. Dia telah mewakafkan seluruh perbekalan dan
perlengkapan miliknya di jalan Allah.”
Beliau berkata lagi, “Semua telah tergadai dan menjadi wakaf di
jalan Allah. Apakah dalam harta wakaf terdapat kewajiban membayar zakat?
Wahai Umar, mengapa engkau meminta zakat darinya padahal dia telah
mewakafkannya?”
Jika Khalid hendak pergi berperang, dia memanggil 100 orang pasukan
berkuda dan memberi mereka 100 pedang, 100 tombak, serta 100 ekor kuda
perang; semua itu dia jadikan sebagai wakaf untuk Allah. Oleh karenanya,
anak-anaknya tidak dapat mewarisinya. Ketika Khalid wafat, dia tidak
meninggalkan harta, kecuali baju yang dia pakai.
Adapun Ibnu Jamil, Rasulullah ﷺ bersabda tentangnya, “Adapun
Ibnu Jamil, tidaklah (pantas) dia menolak membayar zakat, karena dahulu
dia orang yang fakir lalu Allah membuatnya kaya.” Maksudnya, tidak
ada alasan bagi Ibnu Jamil untuk menolak membayar zakat. Allah SWT
berfirman berkenaan dengan Ibnu Jamil dan orang-orang yang serupa
dengannya:
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,
‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami,
pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang
yang saleh.’ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka
menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang
telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu
berdusta.” (At-Taubah: 75-77)
No comments: