Wahabi Merubah Kitab Ihya’ Karya Imam Ghazali - The Donkeys Tactics
Bon Appétit
Entah sudah berapa kitab karya ulama’-ulama’ besar yang dirubah
Wahabi-Salafi. Kitab klasik yang selama menjadi rujukan ketiga setelah
Al Qur’an Hadis bagi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) begitu saja
dirubah sesuai dengan selera mereka hanya karena mengganggap tak sesuai
dengan keyakinan dan ajaran mereka yang selalu mengusung slogan gerakan
pemurnian ajaran Islam.
Strategi Sang Keldai
Kitab-kitab seperti kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari, Ihya’
Ulumuddin karya Imam Ghozali dan kitab-kitab dari ulama besar lain,
merupakan hujjah yang isinya banyak dijadikan sandaran bagi umat Islam.
Sayangnya, kitab-kitab para ulama yang mewarisi ilmu dan petunjuk itu
dikotori dan bahkan diselewengkan. Sehingga gerakan pemurnian yang
selalu mereka gaungkan justru mengotori originilitas keilmuan para ulama
yang sanat dan ketinggian ilmunya tak diragukan.
Salafi Wahabi menggunakan segala usaha untuk menghadapi orang-orang
yang tidak sesuai dengan akidah mereka. Lebih dari itu, para pendukung
kelompok Salafi Wahabi bahkan berani melakukan pengubahan dan pemalsuan
pada kitab-kitab ulama terdahulu maupun ulama saat ini, yang mana
kitab-kitab tersebut menjadi rujukan dan tumpuan umat Islam dalam
mengklarifikasi kebenaran.
Untuk memperkokoh ajaran mereka yang rapuh secara dalil (naqli) maupun secara ilmiah (aqli) apapun mereka lakukan.
Diantara modusnya adalah, Pertama, dengan menyelewengkan isi kitab-kitab turats dan makhtuthat
(manuskrip) dari teks aslinya, baik dengan menghapus, menambah dan
mengubah tulisannya, ataupun membelokkan maksud dan artinya dalam edisi
cetakan mereka. Atau dengan sengaja mentahkik, mentakhrij, atau menyembunyikan hadist-hadist yang tidak mereka sukai.
Don't judge a book by its cover
Dari judul nampak mengesankan seolah-seolah ini buku “putih” yang bermakna suci dan bersih. Namun ketahuilah bahwa buku ini merupakan hinaan kepada kitab Ihya Ulumuddin dan Imam Ghazali secara khusus. Karena isinya banyak yang dibuang, lebih parah lagi dikurang-ditambah sesuai faham penulisnya, yakni faham Salafi Wahabi.
Penulisnya beralasan bahwa kitab Ihya dipenuhi Hadits palsu, ajaran
Tasawuf yang menyesatkan serta kisah-kisah batil yang menurut mereka
tidak ada sumbernya, padahal kedangkalan ilmu mereka yang tidak sampai
kepada ilmu Imam Ghazali.
Imam Ghazali adalah Hujjatul Islam, yakni pembela agama Islam. Gelar
ini diberikan Ulama hanya kepada seseorang yang telah berjasa
mempertahankan prinsip-prinsip agama yang lurus semasa hidupnya. Wallahu a’lam Bisshowab
No comments: